WEBINAR DALAM RANGKA
RAPAT KOORDINASI NASIONAL/ TEMU ILMIAH NASIONAL
IKATAN FARMAKOLOGI INDONESIA (IKAFARI) TAHUN 2024
GAGAL GINJAL AKIBAT EFEK SAMPING OBAT
Jumat, 8 November 2024
A. Latar Belakang
Gagal ginjal menjadi permasalahan serius bidang kesehatan di dunia saat ini. Gagal ginjal, baik akut maupun kronis, secara nyata meningkatkan morbiditas dan mortalitas individu. Prevalensi gagal ginjal di dunia utamanya negara berpendapatan rendah dan menengah termasuk Indonesia terus meningkat pada dekade terakhir (Hidayangsih dkk., 2023). Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 melaporkan kasus gagal ginjal kronis meningkat dari 0,2% tahun 2013 menjadi 0,3% tahun 2018, sedangkan kasus gagal ginjal akut pada anak meningkat secara signifikan pada tahun 2023. Dampak akibat gagal ginjal di Indonesia adalah beban perawatan yang terus meningkat, menduduki peringkat kedua pembiayaan terbesar BPJS Kesehaatan, mencapai 2,24 triliun atau 11,2% dari total pembiayaan penyakit katastropik tahun 2020 (BPJS Kesehatan, 2021).
Faktor utama pemicu kerusakan ginjal yang dapat mempercepat gagal ginjal adalah penggunaan obatobat nefrotoksik. Nefrotoksisitas akibat penggunaan obat sebenarnya telah menjadi permasalahan umum dalam praktik klinis. Sekitar 60% insiden gagal ginjal akut berkaitan dengan penggunaan obat (Ghane Shahrbaf dan Assadi, 2015). Obat-obat nefrotoksik dapat menyebabkan berbagai kerusakan ginjal, seperti sindrom nefrotik, nefritis interstisial, dan obstruksi intra-renal. Pemahaman farmakologi obat-obat nefrotoksik dengan demikian penting bagi para praktisi di bidang kesehatan sebagai langkah awal mencegah terjadinya gangguan ginjal.
Selain itu, pemahaman secara komprehensif mengenai mekanisme nefrotoksisik obat, faktor risiko terjadinya gagal ginjal, dan kondisi pasien juga sangat diperlukan sebagai dasar pengelolaan pasien gagal ginjal. Berbagai strategi dapat diterapkan untuk mencegah perburukan kondisi gangguan ginjal. Strategi tersebut dapat dimulai dari peresepan obat yang aman, monitoring potensi nefrotoksisitas, serta koreksi faktor risiko terjadinya nefrotoksisitas.
Penggunaan nefroprotektor baik obat kimia maupun herbal dapat menjadi pilihan untuk mencegah kerusakah ginjal. Sebagai contoh, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEIs) dan Angiotensin II Receptor Antagonists (ARBs) menjadi pilihan utama terapi hipertensi dengan diabetes melitus karena kedua golongan obat tersebut bersifat nefroprotektor dengan meningkatkan vasodilatasi renal. Beberapa obat herbal secara tradisional digunakan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan ginjal, termasuk daun keji beling, tempuyung, dan couch grass.
Untuk menekan morbiditas dan mortalitas akibat gagal ginjal, diperlukan pembahasan komprehensif mengenai kondisi dan strategi penanganan pasien dengan gangguan ginjal. Pengetahuan terkait epidemiologi gagal ginjal, faktor pencetus, dampak obat nefrotoksik, aspek klinis dan pengelolaan gagal ginjal, serta agen nefroprotektor sebagai strategi alternatif dari pakar kesehatan, praktisi dan akademisi, terkait gagal ginjal tentunya akan bermanfaat bagi peserta webinar.
Dalam rangka Rapat Kerja Nasional dan Temu Ilmiah Nasional di Medan 6-8 November 2024, Ikatan Farmakologi Indonesia (IKAFARI) akan menyelenggarakan webinar berjudul “Gagal Ginjal Akibat Efek Samping Obat”. Webinar ini diharapkan dapat memberikan pemhasan yang komprehensif tentang gagal ginjal akibat samping obat.
B. Kegiatan yang Dilaksanakan
Kegiatan yang dilaksanakan berupa webinar dengan paparan materi, diskusi, dan tanya jawab.
C. Tujuan
Tujuan umum: Memahami kondisi dan pengelolaan gagal ginjal akibat efek samping obat.
Hasil yang diharapkan dari peserta:
- Peserta lebih memahami epidemiologi gagal ginjal.
- Peserta memiliki pengetahuan lebih terkait jenis obat-obat nefrotoksik.
- Peserta lebih memahami aspek klinik pada kondisi gagal ginjal.
- Peserta semakin paham mengenai pengelolaan gagal ginjal di lingkungan rumah sakit.
- Peserta memiliki wawasan yang lebih luas terkait jenis obat atau herbal yang bersifat nefroprotektor.
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu : 13.00 – 17.00 WIB
Hari, Tanggal : Jumat, 8 November 2024
Tempat : Platform Zoom Meeting
E. Peserta
1. Praktisi: dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis
urologi, dokter spesialis farmakologi klinik, apoteker, apoteker klinis, dokter gigi, perawat, dan
ahli teknologi laboratorium medik.
2. Akademisi: dosen, peneliti, dan mahasiswa bidang kesehatan
F. Susunan Acara
Waktu | Acara | PIC/ Narasumber |
13.00-13.30 | Persiapan | Panitia/ MC |
13.30-13.35 | Indonesia Raya | Panitia/ MC |
13.35-13.40 | Sambutan dan Pembukaan | Dr. rer. med. dr. M. Ichwan, M.Sc., Sp. KKLP
(Ketua PC IKAFARI Medan) |
Sesi 1 | Moderator:
dr. Ramadhan Bestari, M. Biomed. |
|
13.40–13.42 | Pembacaan CV Pemateri 1 | Moderator |
13.42-14.17
(35 menit: 25 menit materi; 10 menit diskusi) |
Epidemiologi Gagal Ginjal
|
Dr. dr. Debby Handayati Harahap, M. Kes.
(Departemen Farmakologi FK UNSRI) |
14.17-14.19 | Pembacaan CV Pemateri 2 | Moderator |
14.19-14.59
(40 menit: 30 menit materi; 10 menit diskusi) |
Obat-obat dengan Efek Samping Gagal Ginjal: Obat Nefrotoksik
|
Prof. Dr. Suharjono, MS, Apt.
(Divisi Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UNAIR) |
Sesi 2 | Moderator:
drg. Fara Silvia Yuliani, M. Sc., Ph. D |
|
14.59–15.01 | Pembacaan CV Pemateri 3 | Moderator |
15.01-15.36
(35 menit: 25 menit materi; 10 menit diskusi) |
Aspek Klinik Gagal Ginjal
|
Dr. dr. Riri Andri Muzasti, M. Ked. (PD), Sp. PD-KGH,
(Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FK USU) |
15.36-15.38 | Pembacaan CV Pemateri 3 | Moderator |
15.38-16.18
(40 menit: 30 menit materi; 10 menit diskusi) |
Pengelolaan Gagal Ginjal di Rumah Sakit
|
Prof. Apt. Ika Puspitasari, M. Si., Ph. D,
(Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi/ Direktur Sumber Daya Manusia dan Akademik RSA, UGM) |
16.18-16.20 | Pembacaan CV Pemateri 4 | |
16.20-17.00
(40 menit: 30 menit materi; 10 menit diskusi) |
Obat atau Herbal sebagai Nefroprotektor
|
Prof. dr. Wawaimuli Arozal, Ph. D,
(Departemen Farmakologi, FK UI). |
17.00 | Penutup | Panitia/ MC |